Selasa, 18 Maret 2014

IBU

Walau Tak setegar Karang. Sebuah Cerita Sosok Seorang Ibu yang Hebat

Walau Tak setegar Karang. Sebuah Cerita Sosok Seorang Ibu yang Hebat

Perempuan selalu saja diidentikan dengan air mata. Kelemahan fisik para perempuan seringkali membuat ia terjerembab dalam keterpurukan. Yang akhirnya berimbas pada kelemahan jiwa dan pemikirannya. Maka akan kita saksikan dalam panggung kehidupan bahwa berbagai cerita tragis begitu lekad dengan kehidupan kaum perempuan. Apakah hal itu benar sobat?

Ternyata tidak!!!!! Masih ada permpuan- perempuan yang tetap tegar meskipun tragedi alur yang nyata dalam drama kehidupan yang ia lalui. Mereka mampu memaafkan, mampu mengambil inspirasi dari apa yang dia alami, lalu memetakan hal hal tersebut menjadi sebuah inspirasi untuk menggapi kebahagiaan. Dan akhirnya, mereka memang mampu mendapatkan kebahagiaan itu.

Ya..... karena sesunggunhnya kebahagiaan itu terletak di dalam hati. Kebahagiaan bisa kita munculkan, tergantung sejauh mana kita mampu megubah susdut pandang kita terhadap penderitaan yang kita alami. 

Kebahagiaan memang harus kita ciptakan. Jika kita membiarakan hidup kita senantiasa diwarnai tragedi, maka selamanya air mata akan membasahi pipi. Dan kita akan kehilangan sebuah kesempatan besar untuk mendapatkan kebahagiaan tersebut dan mencecap indahnya warna - warni dunia ini.

Aku akan menceritakan sebuah kisah seorang ibu yang sangat luar biasa hebat. Dia tidak pernah mengeluh di depan anak- anaknya. Dia selalu tersenyum, dia begitu hebat dan kuat dalam mengahadapi cobaan. Tak pernah ada keluh kesah dari dalam dirinya. Dia mampu mengerjakan banyak hal dalam satu waktu. Muali dari mengurus rumah, mengurus sawah dan bahkan  sampai mengurus binatang ternak yang dimilikinya. Aku sangat salut dan bangga mempunayi seorang ibu seperti beliau. Meski dirinya tak setegar karang di tegah laut yang tak akan hancur diterpa kerasnya ombak. Tetapi dia sangat hebat bagiku.

Dia memang selalu berusaha menciptakan kebahagiaan untuk dirinya sendiri dan untuk anak- anaknya dan suaminya. Aku selalu bangga mempunyai ibu sepertinya, walaupu dia hanya seorang ibu rumah tangga dan bekerja sebagai petani, tidak seperti ibu- ibu temanku yang mempunyai pekerjaan yang lebih mulia. Tapi ibuku sangat hebat dan kuat. Dia bahkan mampu mengatasi berbagai persoalan tanpa harus ada pertimbangan dari suami tercintanya. Dia selalu optimis dengan kemampuan dirinya. Ibuku memang hebat dari sekian ibu- ibu yang kuat lainnya. Bagiku ibuku yang ter......segalanya dari banyak ibu yang aku kenal.

Pernah suatu ketika aku masih kecil, aku membuat ibuku jengkel. Karena waktu aku masih kecil, aku sangat nakal. Hampir setiap tengah malam aku bangun dari tidur dan rewel minta digendong sama ibu. Aku minta digendong oleh ibu dan aku gak mau yang lain. AKu menangis sampai keras. Hal itu aku lakukan sampai aku menjelang masuk sekolah dasar. Meski aku setiap malam rewel, tapi dengan sabarnya ibuku menggendong aku dan menenangkan aku agar tidak menangis lagi. Meski aku tau ibu sempat jengkel padaku, tapi ibu tetap menenangkanku.

Jangan pernah menyepelekan apa yang menjadi keinginan ibu kita. Karena apa yang menjadi kehendajnya pasti juga akan menjadi kehendak Allah dan begitu pula sebaliknya apa yang tidak dia kehendaki juga tidak menjadi kehendak Allah untuk anak- anaknya. Aku sudah mebuktikan hal tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar